Refleksi Peran Fasilitator: Menjembatani Pembelajaran dan Kepemimpinan
Oleh: Guru Ataya (189_ Iwan Sumantri)
Refleksi Peran Fasilitator dalam pengembangan Kepemimpinan pembelajaran dimulai pukul 08.00 sd. 11.00. Para peserta sebanyak 792 calon Fasilitaor yang tersebar dari berbagai daerah diajak mendengan dan menyimak tayangan sebuah lagu yang dilantunkan oleh Ebiet G.Ade – Masih Ada Waktu. Para peserta dibawa refleksi isi syair lagu tersebut secara berkesadaran.
Sebagai seorang guru matematika di tingkat SMP, saya selalu bersemangat untuk memfasilitasi proses belajar siswa. Namun, mengikuti pembekalan calon fasilitator angkatan 21 telah membuka wawasan saya yang lebih luas tentang peran seorang fasilitator, terutama dalam konteks pengembangan kepemimpinan pembelajaran dan pendidikan orang dewasa.
Baca Juga:
- Pembekalan Calon Fasilitator Angkatan 21 Tahun 2024 (Hari Ke-1)
- Guru Hebat, Indonesia Kuat: Harapan Baru di Puncak Hari Guru Nasional 2024
- Lebih dari Sekadar Hadiah: Makna di Balik Gestur Syukur Murid pada Gurunya
Pembelajaran sebagai Proses
Berkelanjutan
Selama pembekalan, saya
semakin menyadari bahwa pembelajaran bukanlah sekadar transfer pengetahuan dari
guru ke siswa. Pembelajaran adalah sebuah proses yang berkelanjutan, di mana
setiap individu memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang. Sebagai fasilitator,
tugas saya bukan hanya menyampaikan materi, melainkan juga menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, memicu rasa ingin tahu, dan mendorong peserta
untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
Pentingnya Kepemimpinan
Pembelajaran
Konsep kepemimpinan
pembelajaran juga menjadi sorotan dalam pembekalan. Saya belajar bahwa setiap
individu, termasuk siswa, memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam proses
pembelajarannya sendiri. Sebagai fasilitator, saya berperan sebagai pembimbing
yang membantu peserta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan
masalah, dan mengambil keputusan. Dengan demikian, peserta tidak hanya menjadi
penerima pasif, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam lingkungan belajarnya.
Dalam konteks pendidikan orang
dewasa, peran fasilitator semakin kompleks. Peserta didik dewasa umumnya
memiliki pengalaman hidup yang beragam dan motivasi belajar yang berbeda-beda.
Sebagai fasilitator, saya perlu memahami karakteristik unik dari peserta didik
dewasa, serta menciptakan suasana belajar yang relevan dan bermakna bagi
mereka.
Refleksi atas Peran Saya
Setelah mengikuti pembekalan,
saya merenungkan kembali peran saya sebagai guru matematika. Saya menyadari
bahwa untuk menjadi fasilitator yang efektif, saya perlu:
- Membangun hubungan yang positif:
Menciptakan suasana yang aman dan saling menghormati adalah kunci untuk
membangun kepercayaan antara fasilitator dan peserta.
- Memberdayakan peserta:
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi pengalaman, ide, dan
perspektif mereka akan mendorong rasa memiliki dan tanggung jawab.
- Memfasilitasi proses refleksi:
Membantu peserta untuk merefleksikan pengalaman belajar mereka akan
memperkaya pemahaman mereka dan mendorong pertumbuhan pribadi.
- Menjadi model pembelajaran:
Sebagai fasilitator, saya juga harus menjadi model pembelajaran yang baik
dengan menunjukkan rasa ingin tahu, semangat belajar, dan keteladanan.
Penerapan dalam Praktik
Saya akan menerapkan pemahaman
baru ini dalam praktik mengajar saya dengan cara:
- Menggunakan pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada peserta: Memberikan lebih banyak kesempatan
bagi siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, seperti diskusi
kelompok, proyek berbasis masalah, dan presentasi.
- Membina kepemimpinan siswa:
Memberikan tanggung jawab kepada siswa dalam kelompok belajar, seperti
menjadi ketua kelompok atau fasilitator diskusi.
- Menciptakan lingkungan belajar yang
inklusif: Menghargai perbedaan individu dan
menciptakan suasana yang aman bagi semua siswa untuk berpartisipasi.
Peran fasilitator adalah
sebuah profesi yang menantang namun sangat memuaskan. Dengan terus belajar dan
mengembangkan diri, saya berharap dapat menjadi fasilitator yang efektif dalam
membantu peserta mencapai potensi penuh mereka.
Bersambung
di hari ketiga
No comments:
Post a Comment