Ada Nilai Profil Pelajar Pancasila di Balik GagalnyaTimnas U-17 di Kualifikasi Piala Asia 2023
Oleh: Guru Ataya
Kurang beruntungnya timnas U-17 menjadi
juara pool B dibabak kualifikasi tentunya menyisakan duka dan kesedihan yang mendalam buat kita semua para pencinta sepak bola sehingga timnas U-17 garuda Asia kita gagal menjadi menjadi salah satu kontestan di Piala
Asia 2023, tidak mudah dan segampang membalikan telapak tangan, perlu perjuangan
dan pengorbanan serta daya juang diatas rata-rata anak-anak muda di jaman
milineal sekarang ini. 23 pemain yang tergabung dalam Timnas U-17 adalah mereka
pemuda-pemuda yang masih belajar dan mengeyam pendidikan di tingkat SLTA, jadi
mereka masih pelajar sesuai dengan usianya.
Nah, kali ini Guru Ataya
mensikapi dan mengamati sepakterjang para punggawa Timnas U-17 Garuda Asia yang belum beruntung untuk melenggang menjadi juara grup B dan belum berhak ke putaran Final Piala Asia 2023, jika kita amati ada nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila yang mereka lakukan dalam setiap pertandingan ,dimana profil pelajar pancasila ini digaungkan oleh
Kemendikbud melalui program Guru Penggerak dengan Kurikulumnya Kurikulum
Merdeka.
Elemen Kunci Nilai-nilai
Profil Pelajar Pancasila meliputi: 1) Beriman,bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan Berakhlak mulia; 2) Berkebhinekaan Global; 3) Bergotongroyong; 4)
Mandiri; 5) Bernalar Kritis; dan 6) Kreatif.
Yuk kita simak Nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila di
Balik Kesuksesan Timnas U-17 di Kualifikasi Piala Asia 2023
Berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang
berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan
Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan
pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-sehari. Ini bisa kita lihat dari
keseharian anak-anak Timnas U-17 di pemusatan Latihan dan disepanjang gelaran babak
kulaifikasi Piala Asia 2023, mereka mengaktualisasikan dan merealisasikan dalam
kehidupan sehari-hari Bersama-sama.
Bisa kita lihat bersama, bagaimana anak-anak Timnas U-17, ketika mereka di room ganti pakaian sebelum pertandingan dimulai, mereka shalat berjamaah, memandang seraya memanjatkan doa pada dua orang tua mereka, saat tampil dan mencetak gol, ada momen sujud syukur setelah mencetak gol. Saat memulai dan mengakhir pertandingan, tak malu mereka bersalaman dan mencium tangan sang pelatih dan membungkukkan badannya pada orang yang lebih tua. Ini tanda dan sikap mereka memiliki akhlak yang mulia, yang tak semua pemain memilikinya.
Kebersamaan Pemain Dalam Shalat Berjamaah Sebelum Bertanding |
Sujud Syukur Ketika Berhasil Menciptakan Gol dan Mengakhiri pertandingan |
Bersalaman dan membungkukkan badan kepada orang yang lebih tua |
Empati terhadap lawan yang sedih ketika timnya kalah |
Memandang Foto Orang Tua dan Meminta Doanya |
Berkebhinekaan Global
Baca Juga:
Pelajar Indonesia
mempertahankan budaya luhur,
lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya
lain, sehingga menumbuhkan rasa
saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif
dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Ini ditunjukkan ketika mereka bersama di pemusatan latihan
timnas U-17 Garuda Asia, Dari berbagai daerah dengan latarbelakang yang berbeda
mereka membentuk,mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai
macam kelompok berdasarkan perilaku, cara komunikasi, dan budayanya, serta mendeskripsikan pembentukan identitas dirinya dan
kelompok, juga menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial
di tingkat nasional dan global.
Iqbal Sang Kapten Timnas U17 Garuda Asia |
Fiko Danis Pemain Tengah Timnas U17 Garuda Asia |
Bergotongroyong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan
gotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara
bersama-sama dengan suka rela agar
kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Bekerja bersama
dengan orang lain disertai perasaan
senang ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap positif terhadap
orang lain
Sikap ini bisa kita lihat dari
sikap para pemain sebelum, saat bertanding dan setelah pertandingan. Bagaimana
mereka bekerjasama dalam satu tim untuk memenangkan disetiap pertandingan.
Sikap gotongroyong terlihat sekali Ketika mereka bisa menciptakan gol kegawang
lawan, ini semua berkat kerjasama semua pemain disemua lini.
Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
Kesadaran akan diri dan situasi
yang dihadapi : Melakukan refleksi
terhadap kondisi dirinya
dan situasi yang dihadapi dimulai
dari memahami emosi dirinya dan kelebihan serta keterbatasan dirinya,
sehingga ia akan mampu mengenali
dan menyadari kebutuhan
pengembangan dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi.
Regulasi diri: mampu mengatur pikiran,
perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai
tujuan belajarnya
Ini bisa kita lihat ketika mereka
berkumpul dalam satu tim, mereka berhari-hari bahkan berbulan-bulan jauh dari
orangtua, mereka harus bertanggungjawab akan tugas menjadi pemain nasional
untuk bisa mengharumkan dan membawa negara di sepakbola.
Bernalar Kritis
Pelajar yang bernalar kritis
mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Mengambil keputusan: dengan tepat berdasarkan informasi yang relevan dari berbagai sumber, fakta dan data yang
mendukungnya.
Ini bisa terlihat ketika pemain
menterjemahkan taktik dan strategi yang diinginkan oleh sang pelatih ketika dilapangan,
bagaimana mereka menerapkan strategi tersebut. Mereka harus bisa memutuskan apa
yang harus mereka lakukan Ketika timnya dalam kondisi menang dan juga harus bisa
bersikap ketika timnya tertinggal gol oleh lawannya.
Gol Kegawang Indonesia Oleh Pemain Timnas UEA U-17 |
Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna,
bermanfaat, dan berdampak. Menghasilkan gagasan yang orisinal:
menghasilkan gagasan yang terbentuk dari hal paling sederhana, seperti
ekspresi pikiran dan/atau
perasaan, sampai dengan gagasan yang kompleks untuk kemudian mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya guna mengatasi persoalan
dan memunculkan berbagai
alternatif penyelesaian.
Bisa kita lihat ketika mereka
melakukan permainan/pertandingan dilapangan, banyak aksi-aksi mereka yang
dilakukan dengan teknik dan skill yang mempuni. Kita bisa amati ketika gol
pertama ke UEA, bagaiaman Nabil dengan Teknik dan skill kelas dunia mencetak
gol.Itu semua berkat kreatifnya sang teman dari sayap kiri mengumpan dengan
akurat sehingga bisa tepat bola dikaki Nabil untuk langsung dengan tendangan
first timenya kegawang UEA U-17.
Gol Kelas Dunia Nabil Kegawang UEA U-17 |
No comments:
Post a Comment