Monday, July 4, 2022

Praktik Prinsip Pendidikan Yang Memerdekakan

 Praktik Prinsip Pendidikan Yang Memerdekakan

Oleh: Iwan Sumantri (Calon CPP angkatan 6)

Cibadak, 13 Juni 2022. Pembekalan Hari ke-7 untuk peserta Calon Pengajar Praktik Angkatan 6 gelombang 1 membahas materi yang ada di Modul 1 : Pendidikan Yang Memerdekakan.

Ceritakan hal hal yang sudah selaras dengan praktik prinsip pendidikan yang memerdekakan?
Hal-hal yang tidak selaras terkait praktik prinsip pendidikan yang memerdekakan yang dirasa perlu diubah atau dikembangkan bahkan dihilangkan?

Konsep pendidikan yang memerdekakan Ki Hadjar Dewantara yang bermakna bahwa pendidikan seharusnya mengantar anak didik menjadi manusia merdeka, namun tidak mengganggu kemerdekaan orang lain. Inilah yang oleh Ki Hadjar disebut sebagai manusia merdeka yang cakap mengatur hidupnya secara tertib. Ki Hadjar mengenalkan konsep pendidikan yang memerdekakan ini sejak 1920-an dan dipraktikkan melalui lembaga pendidikan bernama Taman Siswa.

Maka tak berlebihan bila konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang menekankan pentingnya kemerdekaan ini perlu menjadi inspirasi bagi semua sekolah dalam mengurusi pendidikan saat ini.  Kebijakan-kebijakan pendidikan seperti penentuan kurikulum, akses pendidikan, pendistribusian guru, penentuan anggaran pendidikan, pelibatan masyarakat dalam pengembangan pendidikan dan sebagainya, sudah sepatutnya berlandaskan pada visi pendidikan yang memerdekakan, bukan yang memenjarakan siswa maupun gurunya.

Prinsip yang tidak relevan saat ini adalah bahwa guru adalah satu-satunya penyampai informasi, menganggap semua siswa adalah sama menjadi tidak pas ketika memiliki pandangan demikian.

Setelah belajar mengenai pendidikan yang memerdekakan tentu ada pergeseran paradigma bahwa lembaga pendidikan harus memiliki orientasi pelayanan terhadap siswa dan guru harus menghamba pada siswa dalam hal pengajaran sehingga tercipta pendidikan yang memanusiakan manusia dan terwujudnya merdeka belajar.

Hal apa yang dapat saya kembangkan untuk bisa menumbuhkan pendidikan yang memerdekakan di kelas 1) Mengenal perserta didik dengan cara merancang dan melakukan asessmen diagnostik awal untuk mengetahui profil siswa;.2) Merancang pembelajaran sesuai dengan hasil asessmen diagnostik awal yang telah dilakukan.

Sunday, July 3, 2022

Sekilas Tentang Ki Hajar Dewantara Dimata Seorang CPP

Sekilas Tentang Ki Hajar Dewantara Dimata Seorang CPP

Oleh: Iwan Sumantri (SMPN 3 Cibadak)

Cibadak, 3 Juli 2022. Selaku alumni yang pernah mengeyam Pendidikan di Perguruan Tamansiswa (Taman Muda (SD) tahun 1976-1981), Taman Dewasa (SMP 1981-1984); Mengajar di Perguruan Tamansiswa ( 1987-2005), guru Ataya (Iwan Sumantri) mencoba berbagi bagaimana ajaran Ki Hajar Dewantara (Filosofi KHD) mulai di gali dan di terapkan di Kurikulum Merdeka nanti. Disamping itu hasil dari Pembekalan Para CPP (Calon Pengajar Praktik) Program Guru Penggerak Angkatan 6 gelombang 1 yang lalu mencoba berbagi tentang ajaran Ki Hajar Dewantara yang TAK Usang dan masih relepan dengan dunia Pendidikan di Indonesia.

Peringatan 100 tahun Tamansiswa merupakan momentum membangkitkan kesadaran masyarakat untuk selalu meningkatkan daya saing dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi  bagi kemandirian dan kemajuan bangsa dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, makmur dan Madani

Jumat, 10 Juni 2022. Hasil dari belajar mandiri dihari kelima dengan materi Pendikan yang memerdekakan dengan menyaksikan tayangan video dan artikel tulisan, saya mencoba merangkumnya berikut ini.

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai tokoh pergerakan nasional. Dalam sejarah pergerekan Indonesia, kita mengenal istilah Tiga Serangkai; E.F.E Douwes Dekker, Tjipto Mangunkoesoemo, dan Ki Hajar Dewantara. Mereka mendirikan partai yang dikenal dengan sebutan Indische Partij pada 25 Desember 1912.

Perjalanan politik dan pendidikan Ki Hajar Dewantara mempertemukannya dengan gagasan pendidikan Friedrich Wilhelm August (1782-1852) tentang permainan sebagai media pembelajaran dan gagasan Maria Montessori (1870-1952) yaitu memberi kemerdekaan kepada anaka-anak.

Kedua gagasan ini menjadi dasar berpikir serta pondasi untuk pengembangan Perguruan Taman Siswa yang didirikan Ki Hajar Dewantara setelah pulang dari Belanda pada tahun 1922. Terbatasnya akses pendidikan bagi bangsa Indonesia pada masa kolonialisme Belanda menjadi salah satu alasan Ki Hajar mendirikan perguruan Taman Siswa.

Sekolah-sekolah yang ada yang didirikan oleh pemerintah penjajah pun kurang menguntungkan bagi bangsa ini. Sekolah-sekolah seperti HIS dan MULO dibuat demi kepentingan Belanda sendiri, yaitu untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja siap pakai.

Saturday, July 2, 2022

Ada Sesuatu dihari Kelima Kelas C Pembekalan Calon Pengajar Praktik Angkatan 6

Ada Sesuatu dihari Kelima Kelas C Pembekalan Calon Pengajar Praktik Angkatan 6

Oleh: Iwan Sumantri (SMPN 3 Cibadak)

Jumat, 10 Juni 2022, pembekalan Calon Pengajar Praktik (CPP) gelombang 1 tahun 2022 memasuki hari kelima dengan aktivitas sinkronus dan asinkronus melalui Gmet dan LMS yang dipandu intruktur Ibu Anita Taurisia Putri dari kota Makasar. Kegiatan dimulai pada pukul 06.30 sd 07.30 dengan belajar mandiri melalui LMS yang disediakan untuk masing-masing peserta.

Tepat pukul 07.30, kami masuk kelas kecil melalui Gmeet dengan materi Penetapan Tujuan, Refleksi dan Umpan Balik Pembelajaran. Pada kegiatan ini kami dirahkan untuk membuat lingkaran emas pribadi (Golden Circle). Pada awalnya saya bingung bagaimana memulainya untuk membuat lingkaran emas pribadi tersebut. Dengan penjelasan dan pemaparan sang instruktur (ibu Anita) akhirnya saya bisa membuat lingkaran emas pribadi tersebut dengan bantuan kata WHY (tujuan: alasan, keyakinan, motivasi), HOW (strategi dan kebutuhan), WHAT (langkah-langkah konkrit dan waktu yang dibutuhkan).

Hasilnya inilah golden Circle Iwan Sumantri:



Saya mengikuti program pembekalan CPP Guru Penggerak sebagai Pengajar Praktik memiliki tujuan untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, karena kedepannya ada transformasi pendidikan yang perlu kita ikuti dan kita harus berperan didalamnya.

Melalui pemanfaatan kemampuan yang saya miliki berdasarkan profesi saya sebagai pendidik (wakasek kurikulum) dengan mempelajari modul-modul yang disediakan dalam kegiatan pembekalan sebagi acuan dan referensi untuk perbaikan pendidikan kedepannya. Dengan pengaturan waktu dan memenejnya saya yakin bisa mengikutinya, selain itu juga saya yakin akan bisa melaksanakan tugas ini dengan amanah dan penuh tanggungjawab karena ada rekan guru lainnya yang hebat yang punya semangat untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan dengan upaya kerjasama dan saling membantu.

Hari Ke-4 : Konsep Paket Modul 2 dan 3

Hari Ke-4 : Konsep Paket Modul 2 dan 3

Oleh: Guru Ataya (Iwan Sumantri)

Cibadak, 9 Juni 2022 Hari Ke-4 : Penyelarasan Konsep Paket Modul 2 dan 3, serta Buku Pegangan Pendampingan Individu dan Lokakarya

Pada kegiatan ini, peserta CPP Angkatan 6 gelombang 1 mengikuti kegiatan penjelasan mengenai poin-poin berikut bersama fasilitator:

  1. Paket Modul 2. Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada murid 
  2. Paket Modul 3. Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah
  3. Bedah Buku Pegangan Pendampingan Individu Calon Guru Penggerak
  4. Bedah Buku Pegangan Lokakarya Calon Guru Penggerak

Berikut hasil yang saya dapatkan pada kegiatan di hari ke 4:

Pembelajaran pada hakikatnya memberikan layanan optimal kepada peserta didik dengan memperhatikan perbedaan & karakteristik individu masing-masing peserta didik. Guru harus mengupayakan pelayanan yang berbeda untuk setiap peserta didik, bukan sebaliknya peserta didik yang mengikuti gaya mengajar guru.


Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga murid-muridnya.
  2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.

Friday, July 1, 2022

Kepala Sekolah Segera Mengisi Refleksi Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka

Kepala Sekolah Segera Mengisi Refleksi Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka

Oleh: Guru Ataya


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) mengeluarkan kebijakan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka yang diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan Kemendikburistek terkait kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.

Merujuk pada kondisi dimana pandemi COVID-19 yang menyebabkan banyaknya kendala dalam proses pembelajaran di satuan Pendidikan yang memberikan dampak yang cukup signifikan. Kurikulum 2013 yang digunakan pada masa sebelum pandemi menjadi satu satuanya kurikulum yang digunakan satuan pendidikan dalam pembelajaran. Masa pandemi 2020 s.d. 2021 Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan penggunaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat (Kur-2013 yang disederhanakan) menjadi rujukan kurikulum bagi satuan pendidikan. Masa pandemi 2021 s.d. 2022 Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan penggunaan Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak (SP) dan SMK Pusat Keunggulan (PK).

Pada masa sebelum dan pandemi, Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan penggunaan Kurikulum 2013 kemudian Kurikulum 2013 disederhanakan menjadi kurikulum darurat yang memberikan kemudahan bagi satuan pendidikan dalam mengelola pembelajaran jadi lebih mudah dengan substansi materi yang esensial. Kurikulum Merdeka di SP/SMK-PK menjadi angin segar dalam upaya perbaikan dan pemulihan pembelajaran yang diluncurkan pertama kali tahun 2021.

Pemulihan pembelajaran tahun 2022 s.d. 2024, Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah yang belum siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar pengelolaan pembelajaran, begitu juga Kurikulum Darurat yang merupakan modifikasi dari Kurikulum 2013 masih dapat digunakan oleh satuan pendidikan tersebut. Kurikulum Merdeka sebagai opsi bagi semua satuan pendidikan yang di dalam proses pendataan merupakan satuan pendidikan yang siap melaksanakan Kurikulum Merdeka.

Perjalanan 15 Hari Seorang CPP di Dunia Maya yang "Mengasyikan"

Perjalanan 15 Hari Seorang CPP di Dunia Maya yang "Mengasyikan"
Oleh: Iwan Sumantri (CPP Angkatan 6 Kabupaten Sukabumi)

Cibadak, Sabtu, 4 Juni 2022 diisela-sela istirahat rutinitas kegiatan seorang guru ada kabar dari sim PKB yang berisi : " ....untuk segera mengupload surat tugas dari kepala sekolah untuk mengikuti kegiatan Pembekalan Calon Pengajar Praktik Guru Penggerak Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Gelombang 1 yang akan dilaksanakan pada tanggal 6 s.d. 22 Juni 2022 dengan metode daring sebagaimana tertuang dalam Surat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbudristek Nomor 1367/B3/GT.03.152022 tertanggal 3 Juni 2022..." sontak saja guru Ataya kaget bercampur deg-degan dengan informasi tersebut, sedang santai menikmati libur dari segala aktifitas rutinitas seorang guru pada umumnya, bagaimana mensikapinya? dengan teliti dan sikap yang tenang, akhirnya perintah tersebut bisa dikerjakan tepat di hari Senin, 6 Juni 2022, karena administrasi seoerti itu tidak bisa dibuat secara asal-asalan, tanda tangan kepala sekolah harus benar ditandatangani kepala sekolah dan stempel basa. Satu kegiatan sudah bisa diatasi.

Setelah mempelajari jadwal dan aktifitas yang diberikan serta info dari WA grup yang dimulai Senin, 6 Juni 2022 dengan aktifitas pertama Zoom Meeting untuk pembekalan para CPP semua angkatan 6 gelombang 1.

Semua aktifitas para peserta dalam pembekalan ini dilaksanakan secara daring sinkron dan asinkron melalui SIM PKB dan LMS masing-masing.

Hari Ke-1
Aktivitas dimulai dengan pembukaan dan penjelasan secara umum program pembekalan CPP angkatan 6 gelombang 1 dan sesi terakhir tes awal melalui LMS peserta masing-masing.

Hari Ke-2 
Belajar tentang Alur Belajar Merdeka

Dimulai dari pemahaman diri tentang pemikiran filosofi pendidikan dari KHD, menyimak video tentang pendidikan di Indonesia dari mulai jaman kolonial, kemudian menghubungkannya dengan pendidikan Indonesia saat ini dan pendidikan pada konteks lokal sosial budaya di daerah dimana kita tinggal. Dari pembelajaran ini kita bisa mengambil suatu pemikiran bahwa ternyata nilai-nilai luhur pemikiran-pemikiran luhur yang sudah diwariskan oleh para pejuang kita dahulu semestinya tidak terkikis oleh nilai-nilai yang tidak berpijak pada budaya kita sehingga akan lebih menguatkan dan menebalkan konteks diri murid sebagai manusia dan anggota masyarakat yang bermartabat. Di sini kita ditekankan bahwa pendidikan harus berpihak pada murid, sehingga anak dapat bergerak, berfikir dengan kemampuan sendiri tidak bergantung pada orang lain, akhirnya menjadi manusia seutuhnya yang bermartabat, berbudi pekerti luhur, mandiri, berguna bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya. 

Guru Penggerak itu menjalankan filosofi among Ki Hadjar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulada (menjadi teladan, memimpin, contoh kebajikan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh oleh orang lain perbuatan-kelakuansifat dan lain-lainnya), Ing Madya Mangun Karsa (memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara, dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri mereka), serta Tut Wuri Handayani (mempengaruhi, memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif lain agar orang lain
bertumbuh dan maju).