Perlu Tahu: 7 Raja Dalam Matematika, Yang Mempengaruhi dan Ada Dalam Kehidupan Kita
Cibadak, 24 April 2022. Guru ataya.com. Berikut guru ataya mencoba berbagi sekitar Matematika sesuai dengan pelajaran yang diampu. Tak salah bila kita mengetahui beberapa hal yang berhubungan dengan Matematika. Matematika dapat dianggap sebagai 'ilmu' dalam arti suatu sistem pengetahuan, tetapi
bukan bagian dari ilmu alam. Akumulasi pengetahuan matematika terjadi sejak era Yunani Kuno. Berawal dari
geometri dan aritmetika, cabang-cabang matematika lainnya, seperti aljabar, kalkulus, dan
statistika pun lahir.
Penemu Matematika Yunani adalah Thales menurut Miletus
(kirakira 624 hingga 546 SM) & Pythagoras menurut Samos (kirakira 582
hingga 507 SM). Pythagoras sempat menjelajah ke Mesir untuk mengusut matematika, geometri, & astronomi menurut rahib Mesir
Berikut berdasarkan perkembangan jaman ada 7 Raja Dalam matematika, yang mempengaruhi dan Ada dalam Kehidupan Kita (Sumber dari Prof . Sumardoyo dalam statusnya di FB).
Nol (0)
Bilangan yang mengubah sejarah umat manusia setelah sekitar abad ke-11
dikenalkan oleh al-Khwarizmi dan diteruskan oleh Fibonacci. Bagaimana tidak?
Dengan nol, sekarang kita dapat mendeskripsikan alam makro dan mikro terkait
kuantitas dan ukuran yang sangat kecil (misalnya ukuran sel atau elektron) atau
sangat besar (misalnya ukuran galaksi), dengan cara yang mudah! Ya, nol
melahirkan sistem desimal yg powerful. Sistem angka Arab atau Hindu-Arab yang
kita gunakan jelas lebih baik dari sistem angka Romawi, misalnya. Nol
melambangkan kehampaan dalam banyak tradisi budaya, tetapi dalam kajian
ilmian/matematika, nol berbeda dengan konsep kosong.
Satu (1)
Barangkali satu adalah bilangan pertama yang dipahami manusia, apapun
peradabannya. Satu lahir dari keberadaan. Setelah ada, muncul pertanyaan
berapa. Jika ada, minimal satu! Sekarang satu mengawali dan melahirkan seluruh
kuantitas yang dipergunakan manusia. Semua kuantitas adalah hasil olahan dari
sekian banyak bilangan satu. Karena itu, satu bukan (bilangan) prima. Ia adalah
identitas!
Satu juga merepresentasikan permulaan sekaligus keutuhan/kebersamaan.
Bahkan dalam banyak budaya, angka satu memiliki bentuk yang mirip yaitu goresan
tunggal.
Pi (π)
Bilangan misterius ini telah diajarkan sejak SD dan masih menjadi ajang
riset mengenai sifatnya. Secara sederhana, pi yang pendekatan fenomenalnya 3,14
atau 22/7 telah menjadi ciri dari semua kurva lengkung. Mulai dari lingkaran
dan ellips, hingga apa yang disebut kurva normal yang merepresentasikan hampir
semua data pengukuran dari dua kutub sifat dalam kehidupan kita: pintar-bodoh,
tinggi-rendah, kaya-miskin, laba-rugi, dan lainnya. Memang hidup tidak semuanya
lurus, karena itu penting mengenali seninya dalam setiap belokan.
Pi juga irasional artinya tidak dapat dinyatakan sebagai perbandingan
(dua bilangan bulat). Loh, 22/7? Itu bukan Pi tetapi hanya sebuah pendekatan
saja. Tetapi jika Anda mengurai angka desimalnya hingga 1 juta atau 1 milyar
atau lebih banyak lagi, maka uniknya Anda akan menemukan angka 0 hingga 9 semua
ada dalam jumlah yang hampir sama (sama secara statistik). Sejarah panjang Pi
juga telah menyentuh banyak aspek kehidupan manusia, mulai dari prodigy (yang
memiliki ingatan luar biasa) atau uji kecepatan komputer, hingga masalah hukum
perundang-undangan. Secara spesifik & humoris, banyak pakar menyatakan
sejarah Pi mewakili sejarah umat manusia, di mana termuat usaha luar biasa,
kreativitas, kejeniusan, perlombaan/persaingan, hingga kegilaan.
Baca Juga:
e
Huruf ini adalah lambang untuk sebuah bilangan yang unik dan penting.
Jika Anda melihat kalkulator saintifik, Anda akan menjumpai simbol e. Simbol ln
juga terkait dengan bilangan ini. Konon, lambang e mashur setelah dikenalkan
oleh Euler.
Bilangan e berperan penting dalam kehidupan kita. Misalnya Anda menabung
secara konstan dengan bunga afau bagihasil tetap setiap bulan secara akumulatif
(compound interest, yang sekarang umum di bank) maka saldo setelah sekian tahun
mudah dihitung dengan bilangan ini. Bilangan yang desimalnya 2,71828... ini
terkait dengan fenomena pertumbuhan (dan penyusutan). Bukankah hidup, tidak
selamanya sama? Ada pertumbuhan, ada pula penyusutan.
Phi (φ atau ϕ)
Istilah phi yang sering disalah artikan untuk π, sebenarnya simbol untuk
bilangan lain. Bilangan yang desimalnya 1,618... ini hadir dalam banyak bentuk
atau bangun datar yang dasar misalnya bintang lima (teratur) atau dodecahedron
(pola susunan segilima yang biasanya dipakai pada bola). Nilai sebenarnya dapat
diperoleh dengan menarik akar lima lalu ditambah 1 selanjutnya dibagi dua.
Bukan sekedar pada bangun geomatri, phi menjadi penting. Konstanta ini
sebenarnya terkait dengan nilai estetika dalam kehidupan kita. Perbandingan
melibatkan phi, enak dipandang mata. Dari konstruksi bangunan, hingga struktur
tubuh terkait dengan phi. Wajah yang tergolong cantik pun tidak lepas dari phi,
tidak bulat, tidak terlalu lonjing tetapi mendekati perbandingan phi, termasuk
besae dan jarak tiap bagian wajah.
Disinyalir kunci estetika yang seperti sudah menjadi sunnatulloh ini,
juga hadir dalam berbagai pola di alam, seperti pada bunga, buah, serta batang
dan dahan pohon. Dalam kajiannya, ukuran estetis ini juga terkait dengan konsep
matematika yang lain yaitu bilangan-bilangan Fibonacci. Konsep bilangan
Fibonacci ini terkait dengan efisiensi dan optimalisasi pertumbuhan pohon.
Satuan imajiner (i)
Akar negatif satu, √(−1) yang simbolnya huruf kecil i, merepresentasikan
bilangan imajiner dan juga bilangan kompleks, yang menurut sejarahnya sempat
dinilai "tidak berguna". Pada akhirnya di tangan para "polymath"
(salah satunya Gauss), aplikasi konsep bilangan imajiner dan kompleks benar2
nyata dan tidak terhindarkan, mulai dari kajian mengenai magnetisme hingga
fisika kuantum. Jika Anda melakukan manipulasi objek di layar komputer, itu
juga bisa jadi aplikasi dari bilangan kompleks. Kalau konsep real kita kaitkan
dengan pencitraan indera maka bilangan imajiner bisa dikaitkan dengan wilayah
di luarnya. Hidup ini tidak semuanya bisa dilihat, bukan? Yang tidak terlihat,
bukan berarti tidak ada dan tidak bisa ditangani. Dalam perspektif yang lebih
luas, jika real dikaitkan dengan semua yang bisa dilogika manusia, sesungguhnya
ada banyak yang tidak dan belum dapat dilogika manusia, yang dapat dikaitkan
dengan imajiner. Serius, hidup dna alam itu sebenarnya sangat kompleks!
Tak hingga (∞)
Konsep penting yang satu ini agak susah dideskripsikan. Bahkan sekelas
Riemann, tokoh dan pelopor ilmu integral, pernah salah menanganinya. Misalnya,
apakah Anda cukup mudah memahami bahwa 1,000... = 0,999... . Kedua bilangan dengan
angka 0 dan 9 berulang sebanyak tak hingga itu benar-benar sama walaupun
"tampaknya" berbeda. Atau seluruh bilangan bulat dan seluruh bilangan
ganjil, sebenarnya adalah sama!
Tapi ketakhinggaan ini adalah konsep yang sebenarnya hadir dan familiar
dalam kehidupan kita. Istilah aproksimasi, limit, juga singularitas, terkait
dengan konsep tak hingga. Jika semua bilangan itu dapat dikaitkan dengan
kuantitas usaha manusia, maka hanya tak hingga yang dapat mewakili kemurahan
Tuhan pada kita. Jika bilangan adalah sifat manusia, maka sifat Tuhan adalah
tak hingga (ke MAHA an)- tidak ada yang lebih besar lagi!
Sumber:
No comments:
Post a Comment