Upaya Menjadikan Handphone-MU Kelasku
Oleh: Guru Ataya (Iwan Sumantri)
Guru dan siswa seolah “dipaksa” untuk melaksanakan model PJJ atau BDR. Model ini terasa seperti mahluk aneh yang tiba-tiba muncul dan memaksa guru dan siswa serta orang tua untuk melaksanakan dengan berbagai problematikanya.
Berikut saya mencoba berbagai tentang bagaimana model Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Belajar Dari Rumah (BDR) yang telah, sedang dan terus dilakukan hingga saat ini dengan media digital Handphone yang sudah menjadi barang wajib dimiliki oleh setiap insan di negeri ini.
Materi
pembelajaran daring hari ini selesai saya kerjakan. Tinggal kirimkan melalui
grup WhatsApp Ke Kelas Matematika. Materi dalam bentuk
video dan gambar
serta kuis menggunakan
Google Classroom dan Google Form sudah
saya buat. Saya berharap dengan
variasi video, gambar dan kuis anak-anak akan makin antusias. Akan sangat menyenangkan jika
materi belajar yang
saya buat bisa memancing anak untuk melakukan diskusi bersama.
Mengingat hal tersebut
saya harus berpikir kembali bagaimana
mengubah pola pembelajaran agar bisa
diterima oleh semua
murid. Materi yang saya buat menggunakan video yang
saya posting di blog pribadi Guru Ataya, gambar,
maupun kuis dengan memanfaatkan webtool
penyedia kuis seperti Quizizz maupun kuis yang saya buat sendiri ternyata tidak
selalu berhasil dan tidak
bisa saya gunakan
setiap saat. Akhirnya saya mulai membuat variasi
dari berbagai webtool dan
juga sumber materi dari berbagai cara agar murid
tidak jenuh.
Baca Juga : Info Pelatihan Buat Guru
Kegiatan pembelajaran setiap hari sesuai jadwal BDR (Rabu untuk kelas 9 dan Kamis untuk kelas 8) segera saya kirimkan ke grup WhatsApp, menunggu anak-anak membalas pesan saya untuk berdiskusi. Tapi ternyata hanya ada balasan, ”Ya Pak guru,” kemudian sepi. Goodle Classroom yang didalamnya berisi materi,tugas,kuis dan yang lainnya yang saya buat hanya mendapatkan sedikit respon. Iseng saya mengecek status WhatsApp anak-anak, penasaran apa saja aktivitas mereka.
Bergaul
dengan mereka membuat saya semakin paham, anak zaman now memang berbeda,
selalu aktif di medsos, tapi sepi ketika kelas
online.
Di sela-sela rapat pertemuan orang tua saya mencoba bertanya dan berdiskusi dengan beberapa orang tua siswa tentang bagaimana mereka belajar PJJ nya. Saya mulai stalking (mengintip) status WhatsApp mereka, dan seperti dugaan saya,sebagian besar postingan mereka rata-rata game. Terutama murid laki-laki. Dari situ saya mulai berpikir bahwa murid mungkin akan lebih senang jika belajar seasyik ketika mereka bermain game.
Hampir 1 tahun lebih berlakunya pembelajaran dari rumah, guru, murid dan orang tua bisa merasakannya bagaimana pembelajaran yang tak normal dirasakan. Pandemi Covid-19 merupakan keadaan darurat yang berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan kita termasuk di dunia pendidikan. Kondisi pembelajaran seperti dipaksa untuk melakukan perubahan. Berbagai aktivitas yang biasanya bisa dilakukan sebelum pandemi Covid-19 tidak bisa lagi dilakukan demi mencegah penularan dan penyebaran virus Covid-19.
Kita seolah-olah akrab dengan pembelajaran online sekarang ini, padahal ini barang baru bagi sebagian besar guru-guru di negeri ini. Tapi apapun yang kita rasakan semuanya kita jalani sekemampuan dan sebisa kita untuk melaksanakan proses pembelajaran di masa pandemi covid-19 sekarang ini.
Saya berharap pembelajaran jarak jauh yang saya lakukan, sama seperti
halnya pembelajaran ketika tatap muka. Ada senda gurau, tawa mereka, banyak
yang bertanya dan hal-hal lainnya yang nyata dan konkrit terlihat. Sasaran
pembelajaran adalah mereka para muridku yang belajar bersamaku di mata
pelajaran matematika. Tapi apa yang terjadi? PJJ ternyata berdampak pada keresahan
orang tua dan murid-muridku, mereka resah dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan PJJ mulai dari dawai atau HP yang harus responsif dengan
media PJJ yang disampaikan oleh guru, selain itu kuota dan sinyal tentunya jadi
sesuatu yang harus diperhatikan juga. Saya selaku guru berharap dan memiliki
tujuan apa yang saya berikan dalam PJJ bisa di transfer dan bermakna buat murid-muridku.
Baca Juga : Pengimbasan Guru Belajar Seri AKM Ala Guru Ataya
Setelah berjalan 4 bulan sejak dimulainya
tahun ajaran baru 2020/2021 dan PJJ daring dilakukan, banyak hal dan kendala
yang dirasakan dan didapat. Murid ingin belajar matematika secara tatap
muka seperti biasa sebelum adanya Pandemi covid-19. Mereka merasa jenuh dan
bosan dengan pembelajaran matematika online yang hanya fokus dengan
tugas-tugas. Keinginan yang kuat ingin sekali belajar dengan tatap muka. Mareka
melihat dan merasakan langsung kondisi suasana belajar selama dirumah yang
sesekali di dampingi orang tua, jauh berbeda dengan suasana belajar dikelas.
Belajar seolah-olah semaunya. Guru tak melihat dan tak memperhatikannya.
Gaduhnya suasana kelas dengan teriakan-teriakan teman ketika guru tidak ada tak
terdengar lagi. Ekspresi dengan suara lantang manakala bebas belajar tak
terdengar lagi. Ekspresi teman yang meminta jawaban atau bertanya tak terdengar
lagi.
Mereka selalu berdiskusi tentang keinginan belajar dengan tatap muka segera terlaksana, mereka rindu dengan teman-teman serta guru-gurunya. Berkeluh kesah di Grup WA atau japri masing-masing melalui WA nya. Khawatir tidak mendapatkan nilai yang optimal.Tak Fokus dan tak biasa belajar dirumah hanya membaca atau mengamati video pembelajaran atau bertanya melalui WA tak ada respon. Belajar ingin seperti tatap muka di kelas, mereka berharap sekali Pandemi Covid-19 segera hilang dan lenyap dari muka bumi. Ini hal yang wajar. Tapi selaku guru ini sebuah tantangan di suasana PJJ, saya harus mensikapinya dengan bijak dan mencari solusi. Saya harus beraksi demi mereka untuk nyaman dan tetap semangat belajar matematika.
Ketika kondisi darurat, saya tidak bisa melakukan proses pembelajaran dengan cara semaunya saya, saya harus melihat kondisi,keadaan para murid dan orang tua dalam setiap proses PJJ yang saya lakukan dan juga harus melakukan kesepakatan dalam PJJ tersebut. Pembelajaran harus berkelanjutan. Tugas yang dikumpulkan murid harus sesuai dengan minat dan kesukaan murid. Saya harus memberikan umpan balik kepada murid dan orang tua tentang PBM yang dilakukan sehingga ada tantangan untuk PBM selanjutnya. Waktu pengumpulan tugas harus fleksibel sesuai dengan kesepakatan di awal PBM. Saya harus memanfaatkan sumber daya yang ada.
Ketika kondisi darurat cara-cara yang bisa dilakukan murid dalam mengikuti proses pembelajaran fleksibel sesuai dengan kemampuan, media dan kondisi murid. Tugas bisa dikerjakan sesuai dengan minat dan kemampuan serta kebisaan murid itu sendiri dengan waktu yang telah disepakati. Tugas bisa melalui berbagai sumber yang ada disekitar lingkungan murid.
Ketika murid Ingin memahami
materi-materi Matematika dalam pembelajaran online seperti memahaminya ketika
belajar tatap muka, sayangnya penjelasan materi-materi yang disampaikan dalam
PJJ Daring Guru Matematika ( Saya) Monoton, kurang variatif, susah dipahami dan
dipejari oleh para murid dengan Media Pembelajaran Interaktif Online Mata Pelajaran
Matematika (MPI OMAT) dan TV-Sekolah-Guru Ataya, maka dengan
Media Pembelajaran Interaktif Online Mata Pelajaran Matematika (MPI OMAT) dan TV-Sekolag Guru Ataya murid bisa lebih memahami materi-materi
Matematika dengan lebih mudah dan menarik sehingga murid mau belajar seperti
belajar saat tatap muka di kelas.
Saya berikan MPI OMAT melalui link http://bit.ly/MPI_OMAT_GURUATAYA2020 dan https://sites.google.com/view/tv-sekolah-guruataya/beranda , materi Persamaan Kuadrat (PERSAKU) mereka belajar melalui MPI OMAT tersebut. Memulai dengan menuliskan nama, asal sekolah. Setelah itu mereka dirahkan ke Menu Pembelajaran yang bisa dipilih, ada Materi yang bisa mereka pilih sesuai dengan materi yang diinginkan. Kemudian ada materi Tutorial yang berisi video pembelajaran materi Persaku (Persamaan dan Fungsi Kuadrat) dimana dalam video ini mereka bisa melihat, mendengar,mengamati sosok guru matematikanya yang hadir seperti halnya mereka belajar tatap muka. Mereka juga bisa mendengar penjelasan guru matematika tentang materi yang sedang diajarkan. Kemudian ada menu Latihan dan Bank soal yang berguna untuk menguji atau mengevaluasi sejauh mana meraka berhasil dalam belajarnya, serta menambah kekayaan akan pemahamanan materi melelaui bank soal yang dirahkan ke blog guru ataya.
Murid meresponya dengan antusias dan semangat, karena ada hal baru dan berbeda dengan pembelajaran sebelumnya, yang monoton dengan hanya mengerjakan tugas atau menonton video pembelajaran. Tapi dengan MPI OMAT dan TV-Sekolah Guru Ataya ada variasi dan pilihan mereka untuk belajar, merdeka belajar mereka rasakan benar.
Saya coba hadirkan HP para siswa menjadi kelasku dalam PJJ atau BDR
sekarang ini.
Ada hal menarik dan unik
dari petikan ungkapan hati dan pengalaman murid selama belajar PJJ dengan MPI
OMAT dan TV Sekolah Guru Ataya, ‘Sebaik-baiknya belajar online akan lebih baik belajar face
to face’, ini menggambarkan bahwa
suasana belajar di kelas memiliki banyak hal yang tidak ada pada proses belajar
online. Interaksi sosial dengan sesama murid, kolaborasi langsung saat di kelas
dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah, dan tatap muka langsung saat belajar
dengan guru-guru, menjadi beberapa hal yang sangat dirindukan murid selama
belajar dari rumah.Inilah tantangan saya kedepannya ketika PJJ tetap
berlangsung terus. Usaha dan kreatifitas guru menjadi hal yang harus jadi
perhatian untuk saya, di suasana apapun kita selaku guru harus bisa memecahkan
maslah dan persoalan demi murid kita.
Baca Juga : Tantangan Guru Abad 21
Setelah
saya mengadakan survey dan observasi salah satunya melalui zoom meting serta
komunkiasi dengan WA grup KB Matematika, umumnya mereka menyatakan senang dan
merespon dengan baik MPI OMAT dan TV Sekolah tersebut. Ini
tentunya menambah motivasi dan inspirasi saya untuk selalu berinovasi dan
mengembangkan proses pembelajaran melalu HP ini kedepannya yang
lebih variatif dan bisa merangsang lebih kuat lagi agar murid mau dan memuaskan
akan kebutuhannya dalam belajarnya.