Kapan Waktu Kita?
Semua penumpang merasa senang, tidak menyangka kematian telah menunggu. Hari itu, jamnya adalah saat terakhir mereka di dunia.
Sekitar 56 orang penunpang mendekati takdir kematian mereka. Masih ada yang usianya muda, seorang bayi, soerang ibu, seorang ayah. Mereka ditakdirkan untuk satu tujuan, satu tempat, satu waktu, waktu kematian yang tidak dapat dibedakan.
Tidak bisa dimajukan atau di undur sedetikpun. Pilihan Tuhan tidak salah.
Membeli tiket, check ini, terbang, dan naik ke kapal karam, hanyalah proses membuka jalan kemabli.Temukan takdir yang telah tertulis di Lahul Mahfudz. Sebuah catatan yang tak pernah kita bisa lihat dan baca, tapi akan kita jalaninya.
Kapan Waktu Kita? Hanya Tuhan yang tahu.
Yang pasti, sesungguhnya kita harus selalu bertaqwa dan beriman serta mempersiapkan diri untuk akhirat. Karena hidup akan dikalahkan oleh kematian, orang mati tidak tahu masa depan, kapanpun, dimanapun, bagaimanapun kematian akan pasti akan menjemput dan menimpa kita.
Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran secara keseluruhan bagi kita.
Ikut belasungkawa atas kecelakaan penerbangan Sriwiajaya Air SJ-182 Jakarta-Pontinak. Semoga saudara-saudara muslim kita semua yang menjadi korban mendapat ampunan dan tempat yang terbaik di hapan Allah azza wa jalla. Dan semoga keluarga yang berduka diberi kesabaran dalam menghadapi musibah ini.
Aamiin Yaa Allah Ya Robalalamiin.
Cibadak, 10 Januari 2021.
Iwan Sumantri
No comments:
Post a Comment