Ini Bukuku: Mendengar Suara Hati
Oleh: Iwan Sumantri
Ada buku yang guru ataya tulis yaitu Mendengar Suara Hati, rasanya pas nih di suasana hari guru nasional, suara hati seorang guru matematika perlu di dengar. Mendengarkan suara hati lebih dari suara-suara lain, yang sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang diri kita.
Deskripsi Mendengar Suara Hati
AIH
Pengarang : Iwan Sumantri,S.Pd.
Penerbit : CV Pena Indis
Tahun Terbit : 2017
Tempat : Makasar
Jml halaman : 185 halaman
ALASAN |
Buku
ini bisa dikatakan unik. Mengapa? Karena ditulis oleh seorang guru yang mau terbuka
dinilai keprofesionalannya oleh orang lain serta dipublikasikannya sendiri
menjadi sebuah buku. Cita-citanya menjadi guru dan penulis kini
terwujud.Memang tidak pernah usaha menghianati hasil. |
ISI
BUKU YANG MENARIK |
Buku ini lebih cenderung ke
dimensi biografi seorang penulis. Penulis mengemasnya secara runtut dalam
beberapa segmen. Segmen tersebut dimulai dari sosok penulis di mata keluarga,
istri dan putra putrinya, dilanjutkan dengan pandangan kerabat sejawat terhadap
dirinya, profesionalismenya sebagai guru inovatif, serta sosok beliau di mata
para peserta didiknya. Guru sebagai individu tak lepas
dari segala kekurangan. Guru juga manusia. Ada dua hal yang layak kita simak
dari buku ini. Pertama, kegigihan dalam meraih asa dan cita. Seorang Iwan
Sumantri yang terlahir dari keluarga biasa, sejak kecil ingin menjadi guru
hebat dan menginspirasi orang lain, terkabulkan. Sejak SD-SMP mengenyam
pendidikan di sekolah swasta. Bahkan beliau masuk STM , walaupun cita-cita kecilnya
ingin menjadi guru. Dengan tekad, kegigihaan, dan kemauan keras, kini
tercapai menjadi seorang guru matematika yang gemar menulis bahkan
berprestasi. Kedua, keterbukaan menjadi
profesi guru. Dalamnya laut bisa kita selami, dalamnya hati siapa yang tahu,
mungkin itu yang menjadi motivasi blak-blakan
seorang Iwan Sumantri dalam mengekplor profesionalisasi dirinya di mata
orang lain. Bukan hanya sanjungan dari keluarga, kerabat sejawat, peserta
didiknya, melainkan cibiran, cemoohan, ekspresi ketidaksukaan. Hal ini
pandangan sebagian peserta didiknya. Ada yang mengatakan guru batirang (baik
tapi garang), guru galak, pemarah, guru killer-lah,guru KEPO, dan
banyak lagi sebutan lainnya. Jadi, rupanya beliau ingin menguji
profesionalismenya sebagai guru yang dicita-citakan sejak kecil dari
sudut suara hati orang lain. |
HIKMAH/PESAN
MORAL |
Tak ada usaha yang sia-sia
dalam membaca buku.Di balik rangkaian kata, kalimat, dan paragraf ada nilai
terimplisit yang bisa kita ambil
hikmahnya. Hikmah yang bisa kita ambil dari isi buku ini antara lain
kegigihan, kemauan keras, dan usaha maksimal dalam meraih cita-cita. Kelebihan dan kekurangan diri
bukan atas suara hati kita, melainkan atas
suara hati mereka. |
No comments:
Post a Comment