Ada
Sebelas Alasan Pentingnya "Menulis" Bagi Guru Ala Blog Guru Ataya
Oleh
: Iwan Sumantri
Selasa, 17 April 2018, disela-sela
menyelesaikan kegiatan pemeriksaan USBN dan Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2017/2018 saya menyempatkan diri untuk berkunjung
dan jalan-jalan di dunia maya, dan singgah di beberapa web/blog yang dikelola oleh guru. Saya jadi tertarik
dan ingin mencoba berbagi pengalaman tentang pentingnya guru menulis, walau
yang saya sampaiakan hanya sekedar pendapat pribadi dan pengalaman dari seorang guru matematika yang kebiasaannya bergelut dengan angka-angka.
Bukan lebay dan sombong, pada bulan April setahun yang lalu, saya
mencoba ikut seleksi pemilihan guru berprestasi tingkat SMP. Sejak seleksi ditingkat sekolah, tingkat
komisariat dan kabupaten, Alhamdulilah saya mendapatkan juara 1.
Aspek yang dinilai dalam pemilihan guru berprestasi SMP pada tahun tersebut yaitu kinerja guru yang mencakup : (1) kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan professional; (2) hasil karya kreatif dan atau inovatif; (3) pembimbingan
peserta didik; dan (4) pengembangan diri. Dari ke-empat aspek yang dinilai
diterjemahkan lagi dalam bentuk penilaian yang berupa a) Penilaian Portofolio
(menilai dokumen portofolio 5 tahun terakhir); b) Penilaian Karya Kreatif dan
Inovatif ; c) Tes Tertulis; dan d) Presentasi dan Wawancara (peserta harus
mempresentasikan hasil karya kreatif inovatif (best practice) dalam
pembelajaran dengan tema “ Guru Berpretasi Dan Berdedikasi Yang professional
Dan Bermartabat Siap Mensukseskan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Dalam Menyaiapkan
Generasi Emas 2045;
Melihat persyaratan diatas tentunya diperlukan keterampilan
menulis bagi guru. Jika guru tak pandai dan terbiasa menulis, menurut saya
jangan harap bisa menyandang guru berprestasi.
Menulis itu penting menurut saya? Kenapa?
Dibabak final pemilihan guru tingkat Kabupaten Sukabumi itu sudah
saya buktikan, bahwa menulis itu penting. Sejak hari pertama sampai dengan hari
kedua posisi saya di seleksi guru tingkat kabupaten berada di posisi ke-4 dari
18 peserta seleksi. Di hari yang terakhir pada kegiatan wawancara,
keajaiban menulis bisa merubah urutan
dan posisi saya. Kenapa? Pada hari itu salah satu tulisan saya di sebuah surat
kabar di muat, dan hasil tulisan itulah yang menyebabkan saya menjadi urutan
ke-1. Jadi menulis itu bisa menyebabkan seseorang menyandang prestasi.
Di tingkat Provinsi seleksi dan prosedur penilaian lebih ketat dan
selektif. Mulai dari portofolio,penilian karya kreatif dan inovatif, tes
tertulis, presentasi dan wawancara. Lagi-lagi kreatifitas menulis jadi ajang
pembuktian seseorang menjadi guru berprestasi. Terbukti saya yang menulisnya
tidak konsisten dan masih dalam tahap belajar belum beruntung menjadi yang
terbaik. Belum beruntung di karya tulis dan best practice yang saya
presentasikan, Alhamdulillah mendapatkan urutan ke-2 dari 27 kabupaten yang ada
di provinsai Jawa Barat.
Dari repostase diatas tentang pentingnya menulis buat guru, saya
mencoba memberikan alasan mengapa menulis itu penting bagi para guru dari
kacamata saya seorang guru matematika di salah satu SMP Negeri di kabupaten
Sukabumi, mudah-mudahan ini bisa memberikan manfaat dan berkontribusi bagi
rekan guru lainnya.
Guru?
Siapa sih yang tak mengenal guru ! Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru merupakan
profesi yang mulia dan tertua yang ada di dunia ini. Ribuan bahkan jutaan guru
sekarang ini menghias dan bertugas di negeri ini untuk mencerdaskan anak-anak
bangsa agar mereka kelak menjadi generasi emas di negeri ini.
Banyak
katagori guru yang kita kenal sekarang ini dilihat dari keseharian guru
melaksanakan tugasnya atau karakteristik kinerjanya. Dari sekian katagori guru
tersebut semuanya tidak lepas dari aktifitas guru dalam menulis. Suka tidak
suka, bisa tidak bisa, menulis adalah aktifitas sehari-hari yang harus di
lakukan oleh seorang yang menyandang gelar “Guru”. Ibarat obat, menulis adalah
suplemen super yang harus ada disetiap aktifitas dan kegiatan seorang guru.
Tanpa menulis rasa-rasanya gelar yang kita sandang “Guru” tidak pantas kita
terima, mengapa?
Berikut
saya mencoba memberikan sebelas alasan mengapa menulis itu penting bagi guru?
>Pertama
: Guru-guru yang gemar menulis (dan membaca) akan menjadi guru (manusia) yang
unggul dalam hampir semua aktifitas kehidupan.
>Kedua
: Rasa suka terhadap suatu kegiatan merupakan prasyarat untuk keberhasilan di
bidang apa pun. Demikian pula dalam menulis. Guru yang menikmati tulis- menulis
jarang menunda-menunda menyerahkan
makalah atau laporan yang ditugaskannya.
>Ketiga
: Guru yang suka menulis adalah
guru yang telah sukses menjalani tugas guru sebagai penulis bukan penilai
karena kunci
keberhasilan untuk menulis adalah berlatih menulis, kemudian menulis dan
menulis
>Keempat
: Guru yang rajin menulis dan konsisten mempunyai keuntungan luar biasa dalam
sebagian besar aktifitas dan jabatannya.
Bisa
kita lihat, keberhasilan di hampir semua bidang (termasuk pendidikan/guru) pada
masa kini jauh lebih bergantung pada kemampuan menulis.
>Kelima
: Guru dengan kebiasaan menulis akan menjadi pribadi yang mandiri yang
mempunyai cara yang mudah untuk mengatasi trauma emosialnya.
Kebiasaan
membuat catatan harian pribadi atau berusaha memfokuskan pengalaman guru
menjadi bagian penting dari kepulihan guru masalah atau trauma yang dialaminya.
>Keenam
: Menulis adalah sebuah keterampilan yang bisa dilatih secara individu dan bisa
diajarkan kepada orang lain (peserta didik). Jika ini di lakukan maka guru
sudah menjalankan system among yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara ( Ing
Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Hanyani). Jika guru ingin
anak didiknya pandai dalam menulis, maka guru tersebut harus memulainya dari
diri guru tersebut.
>Ketujuh :
Menulis adalah memberikan informasi atau pesan kepada orang lain. Ini adalah
lading ibadah kita selaku guru.
>Kedelapan: Jika
guru rajin menulis maka pada dirinya akan muncul kebiasaan membaca, karena
menulis dan membaca adalah satu kesatuan yang utuh yang tak bisa dipisahkan.
>Kesembilan:
Guru yang gemar menulis dan banyak menulis secara mandiri yang akan berkembang
kepribadian, irama dan gaya hidupnya.
>Kesepuluh:
Guru yang rajin menulis dan tulisannya kreatif, inovatif dan bermanfaat yang di
sebarluaskan di berbagai media (dunia nyata /surat kabar, media atau dunia
maya/blog ) lambat laun akan menjadi pribadi yang dikenal dan dijadikan
motivator/inspirator oleh semua orang.
>Kesebalas:
Untuk jadi guru unggul/berprestasi/teladan/professional yang sejahtera salah
satunya adalah memiliki keterampilan menulis. Tanpa memiliki keterampilan
menulis seorang guru hanya jadi “GURU SAJA” tanpa tanda jasa.
Itulah sebelas alasan
“Menulis itu Penting Bagi Guru” Ala Blog Guru Ataya (Iwan Sumantri).
Terakhir tak ada gading
yang tak retak, begitu juga tulisan saya diatas. Teriring salam dan sejahtera untuk Para Panitia,Admin dan Para Master/Mentor di Kanal Pelatihan Maluku Belajar (khususnya guru) untuk
tetap rajin dan kreatif dalam menulis dalam rangka menyiapkan generasi emas di
negeri tercinta ini.
Salam Penuh perjuangan dari
seorang guru yang mencoba menjadi guru unggul !
Salam Satu Guru Satu Blog
Salam Satu Guru Satu Blog
Blog bapak lebih keren lagi dari Blog saya...
ReplyDeleteHebat
Makasih Bu atas apresiasinya !
ReplyDeleteSama-sama kita belajar
Salam Satu Guru Satu Blog !